Pages

Kamis, 25 April 2013

Senandung Cinta dari Menoreh(1)


 (1)
Medio Januari 2007.
Kala itu mentari sore bersinar cerah di cakrawala yang mulai merona kemerahan.Nun jauh disana dari sebuah toko pakaian yang terletak di Salaman Square bukit Menoreh yang bentuknya seperti leher angsa nampak kokoh berdiri.
“Mas Hanafi bantuin Syarifah dong…!”
Syarifah membuyarkan lamunanku.Buru-buru aku membantu menurunkan tumpukan pakaian yang dibawanya dari rumah ibu Azizah manajer toko Alamanda tempatku bekerja paruh waktu.
“Apa masih banyak pakaian yang harus di bawa ke toko Syarifah?”
Gadis berjilbab itu hanya menggeleng.”Udah habis mas,oh ya ibu ke mana mas…?”Tanyanya.”Lagi di toko depan.”Jawabku tersenyum.Aku heran melihat raut mukanya yang sedih.Syarifah mengambil sebuah kursi plastik dan duduk di sebelahku.
“Oh ya mas ada yang ada yang ingin Syarifah sampaikan….”
Aku mengerutkan kening.Melihat mimik wajahnya nampaknya ia mau menyampaikan sesuatu yang sifatnya serius.
“Kayaknya serius banget ni,Ada apa..?”
Aku tambah bingung ketika ia tidak langsung menjawab bahkan menatapku dengan sedih.Ia menghela nafas dalam-dalam seolah-olah berat unuk mengatakanya.
“Mas aku mau pamit….”
Bagai tersengat lebah aku terkejut.Sejenak aku berusaha mencari kebenaran dari sorot matanya.
“Maksudnya kamu mau keluar dari sini…?”
Syarifah mengangguk lemah.
“Tapi kenapa….?”
Wajahnya semakin mendung dan seolah mau menngis.Tak pelak aku tambah penasaran sekaligus ikut sedih.
“Sebelumnya aku minta maaf sama kamu mas…”
Akhirnya air mata itu tumpah juga.Aku bingung harus bagaimana karena aku sendiri belum tahu permasalahanya.
“Syarif jangan membuatku ikut sedih ….apa aku punya salah sama kamu?”
Syarifah hanya menggeleng.
“Kemarin malam sahabat karib  ayahku datang dan bermaksud menjodohkan aku dengan anaknya…”
Bagai disambar petir hatiku luluh lantak.Tubuhku bergetar hebat.Aku tak tahu harus bagimana dan tiba-tiba hatiku terasa perih sekali.
“Malam nanti ayahku mau menjemputku mas…”
Isak tangisnya semakin membuatku pilu.
Suasana sore yang cerah seketika berubah kelabu bagiku.
***
                 
Medio Juni 2006.
Siang itu langit agak muram.Bukit Menoreh yang biasanya nampak anggun kehijauan di kala suasana cerah kini nampak berselimut awan kelabu.Seorang gadis berjilbab masuk ke dalam toko.”Silakan mbak mau nyari apa…?”Sapaku ramah.”Ibunya ada mas…?”
“Oh ada mbak.”
Ibu Azizah berdiri dari balik meja kasir dan tersenyum menyambut tamunya.Disamping pmbeli biasanya banyak juga saudara  atau kerabat dari keluarga ibu yang berkunjung sesekali waktu.Ada pula yang berniat melamar pekerjaan.Tapi aku belum tahu apakah ia kerabat ibu atau tengah menanyakan pekerjaan.Namun dari pembicaraan yang ku dengar nampaknya ia tengah melamar pekerjaan.
“Mas Hanafi…”
“Dalem bu…”
Aku mendekat ketika ibu memanggilku.
“Tolong pesankan dua es jeruk di warung Mbak Herni.”
“Wah makasih bu jadi ngrepotin ni…”
Sekilas kulihat ia Nampak malu-malu.
Subhanallah.
Anggun sekali gadis berjilbab yang duduk di depan ibu.
“Udah sana nanti saja ibu kenalkan.”
Dengan muka memerah malu setelah menerima uang sepuluh ribuan aku bergegas ke warung makan Mbak Herni yang bersebelahan dengan toko Alamanda.
***

 “Wah datang-datang sumringah banget,Ada apa gerangan?”
Setiba di warung Mbak Herni terheran-heran menyambutku.Aku memang masih terpesona dengan senyum gadis berjilbab tadi.
”Es jeruk dua gelas ya mbak…”
Kataku.
“Tumben pesan dua,Ada tamu ya?”
Aku mengangguk,”Iya mbak ada yang mau melamar pkerjaan.”Jawabku.
“Oh gadis berjilbab tadi?”
“Kok mbak tahu?”
“Mbak tadi liat dia masuk ke toko.Terus di terima nggak sama ibu?”Tanya Mbak Herni.”Kayaknya diterima tuh mbak…biasanya ibu gak akan lama kalau menolak orang yang melamar pekerjaan kalau kira-kira ibu gak cocok.”Jawabku.
“Wah kamu pasti senang dong Han dapat teman baru,Kan tipe kamu banget tuh…berjilbab,cantik lagi.”Celetuk Mbak Herni.
Aku hanya tersenyum.
“Ah mbak bisa saja,Semua temenku disini kan berjilbab semua…”Belum selesai aku bicara Mbak Yanti karyawan Mbak Herni menyahut,
“Awaaass ya Han kalau kamu sampai naksir sama dia berarti kita putuuuuusss!!”
Aku terkekeh dngan candaan karyawan Mbak Herni.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar